Adalah Aryati Prabandari, seorang pelaksana Bawasda ( sekarang Inspektorat ) yang tiba-tiba ditugaskan di wilayah, tepatnya di Kecamatan Sapuran sebagai seorang Kasi Pemerintahan. Notabene tanpa pengalaman pernah di wilayah sebelumnya ( sebagai pelaksana) dan buta akan pelaksanaan pemerintahan secara praktikal.
Setelah beberapa minggu beradaptasi, baru kita tahu bahwa permasalahan yang dihadapi kecamatan ( termasuk apa yang dihadapi oleh desa dan kelurahan ) benar-benar sangat kompleks. Tidak semua bisa kita temukan jawabannya di Buku Peraturan Perundang-undangan manapun. Kita dituntut untuk lebih memahami segala permasalahan dari berbagai sisi dan menjadi "jembatan" untuk mempertemukan dua level pemerintahan; Top down dari Pemerintah Kabupaten yang secara tidak langsung menjadi atasan kita, dan Bottom up dari Pemerintah Desa dan Kelurahan yang menjadi rekan kerja kita di wilayah.
Seiring berjalannya waktu, hal yang paling dirasakan sebagai kendala adalah kurangnya staf / pelaksana yang membantu segala pelaksanaan tugas kita. Bayangkan, di Kecamatan Sapuran yang membawahi 16 desa dan 1 kelurahan, Seksi Pemerintahan hanya berisi 1 orang Kasi dan 1 orang pelaksana. Hal yang sangat ironis, mengingat banyaknya beban pekerjaan yang harus dilaksanakan dan begitu banyaknya pelaksana lain yang terlihat tidak memiliki beban kerja yang cukup. Tapi kembali kita ingatkan bahwa mengeluh tanpa menyelesaikan pekerjaan juga tidak akan membuat kita maju ke depan.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa keberhasilan seseorang, dalam hal ini saya sebagai Kasi Pemerintahan tetap didukung oleh berbagai pihak yang mau berbagi pengalaman dan membuka kesempatan untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran.
Setelah beberapa minggu beradaptasi, baru kita tahu bahwa permasalahan yang dihadapi kecamatan ( termasuk apa yang dihadapi oleh desa dan kelurahan ) benar-benar sangat kompleks. Tidak semua bisa kita temukan jawabannya di Buku Peraturan Perundang-undangan manapun. Kita dituntut untuk lebih memahami segala permasalahan dari berbagai sisi dan menjadi "jembatan" untuk mempertemukan dua level pemerintahan; Top down dari Pemerintah Kabupaten yang secara tidak langsung menjadi atasan kita, dan Bottom up dari Pemerintah Desa dan Kelurahan yang menjadi rekan kerja kita di wilayah.
Seiring berjalannya waktu, hal yang paling dirasakan sebagai kendala adalah kurangnya staf / pelaksana yang membantu segala pelaksanaan tugas kita. Bayangkan, di Kecamatan Sapuran yang membawahi 16 desa dan 1 kelurahan, Seksi Pemerintahan hanya berisi 1 orang Kasi dan 1 orang pelaksana. Hal yang sangat ironis, mengingat banyaknya beban pekerjaan yang harus dilaksanakan dan begitu banyaknya pelaksana lain yang terlihat tidak memiliki beban kerja yang cukup. Tapi kembali kita ingatkan bahwa mengeluh tanpa menyelesaikan pekerjaan juga tidak akan membuat kita maju ke depan.
Tidak bisa dipungkiri, bahwa keberhasilan seseorang, dalam hal ini saya sebagai Kasi Pemerintahan tetap didukung oleh berbagai pihak yang mau berbagi pengalaman dan membuka kesempatan untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran.
